Rabu, 31 Oktober 2007

Sedekah di kala berhutang!

Sering saya berpikir mengapa sedekah saya kok tidak berbalik dalam bentuk yang saya inginkan...

Ternyata ada beberapa hal yang membuat hal-hal seperti ini terjadi.

Yang pertama. Apakah anda sudah kaya?

Ya. Apakah anda kaya?

Apa pertanda orang yang kaya? Orang tersebut memiliki harta tapi tidak terikat dengan harta tersebut, tapi orang itu menganggap harta sebagai 'budak' untuk dirinya. Bukan sebaliknya.

Selanjutnya, orang kaya adalah orang yang tidak memiliki tanggungan orang lain. Misalnya hutang uang...

Anda tidak akan dianggap kaya seandainya anda masih memiliki hutang. Anda dianggap kaya kalau anda meminjamkan uang ke orang lain. Yaitu, Anda melakukan yang kebalikan dari berhutang.

Lihatlah Allah SWT. Dia Maha Kaya. Mengapa dia bisa disebut Dzat Yang Maha Kaya? Karena Dia memiliki semua yang ada di antara langit dan bumi (alam semesta), dia memberikannya, dan meminjamkannya kepada kita --manusia-- untuk diolah (itulah kenapa kita disebut khalifah), tanpa meminta imbalan apa-apa dari kita.

Anda mau tidak sholat, anda mau tidak zakat, anda mau tidak beribadah, toh dia masih memberi anda udara, sinar matahari, air, dsb...

Allah Maha Kaya, dan dia Maha Dermawan.

Dan ingat...

Allah tidak berhutang apapun sama kita.

Apa artinya sedekah? Sedekah menunjukkan kalau anda kaya. Sedekah adalah sinyal dari anda ke Allah SWT, yang menyatakan 'anda kaya'. Anda kaya kalau anda memberikan apa yang anda miliki ke siapapun dan anda tidak menginginkan apapun dari siapa yang anda beri. Sedekah adalah tanda kalau anda memiliki sesuatu sangat banyak dan berlimpah, sehingga anda sangat dermawan ke siapapun.

Dalam hal ini, konteks kekayaan tidak hanya berarti uang, tapi bisa kekayaan buku, kekayaan ilmu dan kekayaan yang lainnya.

Zakat, di lain pihak adalah kewajiban. Kaya atau tidak kaya anda wajib berzakat, jika anda memiliki harta kekayaan yang seukuran dengan nishab. Ini bukan merupakan tanda anda kaya.
Hukumnya wajib, jika tidak dilakukan berdosa (ada ganjaran hukumannya)

Sedangkan hutang, sebagaimana yang anda tahu, jika anda mati syahid, dan anda masih menanggung hutang... menurut Rasulullah SAW, anda tidak akan dapat masuk surga. Lihat hadist dari Nabi kita.

Lihat bagaimana besar efek hutang pada diri anda.

Yang saya yakini, Allah memiliki kode-kode hukum di alam semesta ini yang menyatakan beberapa hal sehingga alam semesta ini dapat berjalan dengan sedemikian rupa.

Allah, Zat Yang Maha Mengatur, mengatur keberlimpahan apapun di dunia ini. Dia memiliki segalanya dan mengatur segalanya supaya berjalan semestinya dengan hukum-hukumnya.

Jika hutang dapat menghambat seorang mati syahid dari surga, apalagi efeknya dengan rezeki anda di dunia. Padahal mati syahid sendiri adalah tingkat tertinggi, dan sangat diinginkan sahabat-sahabat zaman Nabi. Mati syahid imbalannya surga... eh tapi gara-gara hutang, berapapun jumlahnya, siapapun tidak dapat memasuki surga.

Apa yang saya alami, ketika saya sedekah ini dan itu, saya yakin kalau sedekah saya ini akan berbalas 10x lipat.

Sedekah tergantung niat anda... Jika anda berniat untuk mendapat uang kembali, pasti anda dapat.

(Saya akan coba curhat tentang ini, banyak orang mengatakan sedekah jangan meminta, sedekah jangan berharap... ternyata tidak lho, lihat posting blog saya nanti)

Tapi, seperti yang saya alami, tidak begitu ketika saya sedang berhutang.

Jika sedekah saya niatkan untuk mendapatkan uang untuk membeli barang ini dan itu (kesenangan) dan bukannya berniat untuk membayar hutang, saya belum pernah mendapat balasan yang 10x lipat itu.

Kenapa?

Jiwa saya masih miskin...

Dan saya tidak menginginkan menuju ke peningkatan, menuju ke kemuliaan.

Begini, walau saya sudah sedekah, saya tetap tidak beranjak ke kondisi lebih baik seandainya saya sudah mendapat 10x lipat balasan dari Allah. Sebab saya tidak ada niatan untuk melunasi hutang. Saya masih tetap miskin.

Allah, Zat Yang Memuliakan, dan Dia Dzat Yang Maha Mulia selalu menginginkan kondisi yang menuju ke arah peningkatan, menuju ke arah kemuliaan. Coba lihat alam semesta ini, Allah selalu mengatur alam semesta untuk menuju ke keadaan terbaik bukan?

Kecuali jika Allah sudah menentukan waktu kiamat. Tapi sekarang sih belum waktunya.

Kembali ke benang merah, hutang menempatkan anda pada posisi miskin, dan tebak, anda tidak mengalami peningkatan kondisi ke arah lebih baik, jika sedekah anda, anda niatkan untuk mendapatkan kesenangan saja (memenuhi keinginan anda), anda masih tetap tidak menuju ke kemuliaan. Bukannya tidak boleh anda mendapat keinginan anda yang lain itu, akan tetapi, anda masih berada dalam derajat tidak mulia. Tidak ada peningkatan.

Yang sebaiknya anda lakukan ketika berhutang, dan saya sedang melakukannya, adalah jadikanlah diri anda mulia, jadikanlah diri anda lebih kaya, jadikanlah diri anda lebih baik dengan melunasi hutang anda sedikit demi sedikit. Dan niatkan sedekah untuk mendapatkan uang untuk melunasi hutang. Saya yakin anda pasti bisa melunasi hutang anda.

Setelah itu, setelah hutang anda lunas semua. Anda bisa mempraktekkan apa yang dikatakan ustad Yusuf Mansur. Sedekahlah sepuas-puasnya untuk mendapatkan 10x lipat balasan.

Karena apa? Anda sudah terbebas dari hutang, artinya anda sudah pada tingkatan mulia... Anda bisa meningkatkan kemuliaan anda sampai yang anda inginkan dengan bersedekah. Tidak ada batasan untuk Allah SWT untuk menentukan seberapa besar kemuliaan anda, karena Dia adalah Dzat Yang Sangat Berkuasa.

Itulah sedikit curhat saya, saya sangat senang meneliti bagaimana hukum-hukum Allah ini bekerja... Saya sering membaca testimonial uswatun hasanah di wisatahati.com atau kisah-kisah lain, dan menelaah Al-Qur'an berkenaan dengan kehidupan yang saya alami, kesulitan yang saya alami.

Jangan lupakan dunia demi mengejar akherat, sebab karena dunia anda dapat akherat.

Saya harap ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan semua yang mengalami masalah yang sama.

Tidak ada komentar: